Tidak dapat dipungkiri bahwa badai pandemi COVID-19 yang belum kunjung reda kembali menjadikan pertengahan tahun 2021 sebagai periode yang penuh dengan tantangan, khususnya bagi sektor perekonomian, sosial dan kegiatan usaha. Perkembangannya yang terdampak wabah tentunya membutuhkan perhatian yang lebih serta pengelolaan risiko yang ekstra cermat.

Sejalan dengan prediksi inflasi yang rendah dan nilai tukar Rupiah yang stabil, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate, suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility pada rentang angka 2,75 – 4,25%. Di sisi lembaga jasa keuangan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan profil risiko yang masih terjaga pada Mei 2021. Likuiditas industri perbankan dan permodalan lembaga jasa keuangan hingga saat ini juga terpantau masih berada pada level memadai. Sementara itu, kinerja sektor Industri Pengolahan, Perdagangan dan Konstruksi yang terpantau membaik turut mencerminkan perbaikan ekonomi. Walaupun masih dihantui peningkatan kasus COVID-19 pada akhir triwulan II, pemulihan ekonomi domestik tentunya didukung oleh akselerasi perekonomian global, kecepatan program vaksinasi, dan penguatan sinergi kebijakan.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan menaikkan anggaran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sebesar Rp 699,43 triliun yang dialokasikan kepada lima bidang utama yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi, insentif usaha dan pajak, serta program prioritas. Program penjaminan kredit yang disalurkan pemerintah juga diharapkan dapat memutar kembali roda perekonomian dan membantu kegiatan usaha serta meningkatkan optimisme sektor perbankan dalam mengambil keputusan dan mengelola risiko.

Untuk mengetahui lebih lanjut, baca selengkapnya di Newsletter PEFINDO Biro Kredit Edisi 16 –  2021 berikut ini.