Tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman yang serba canggih seperti sekarang, gaya hidup semakin beragam dan tentunya diiringi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Terlebih saat kita memasuki fase transformasi digital, pemenuhan segala kebutuhan kian dipermudah. Fenomena tersebut diiringi juga oleh kenaikan angka penggunaan dana kredit dan jasa pinjaman online atau fintech lending. Munawar Kasan selaku Deputi Direktur Regulasi, Penelitian, dan Pengembangan Fintech OJK mengatakan bahwa fintech lending sebagai bagian dari inovasi digital memainkan peran penting dalam perkembangan dunia finansial, terutama selama pandemi melanda.

Akan tetapi, memperoleh pinjaman tidak semudah yang dibayangkan, terlebih ketika skor kredit yang dimiliki calon debitur masuk ke dalam blacklist Bi Checking atau saat ini SLIK di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal tersebut dapat terjadi apabila saat lembaga keuangan mengecek riwayat kredit calon debitur dan menemukan rapor merah, seperti kredit macet atau tagihan kredit yang tertunggak atau tidak dilunasi. Lantas, apa yang dapat dilakukan calon debitur sebagai upaya memulihkan rapor kredit yang buruk sehingga pengajuan pinjaman selanjutnya dapat disetujui?

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mendatangi kantor OJK baik cabang pusat maupun daerah untuk mengajukan Informasi Debitur Individual (IDI) SLIK. Pengajuan IDI dapat diwakilkan oleh pihak lain yang dipercaya dengan memenuhi syarat berkas berupa KTP pemberi kuasa, KTP penerima kuasa, surat kuasa dnegan materai Rp 6.000, fotokopi identitas badan usaha seperti akta pendirian, dan perubahan anggaran dasar terakhir yang memuat susunan serta kewenangan pengurus.

Langkah kedua adalah dengan membayar kewajiban yang tertunggak. Pada nasabah dengan kategori skor kredit (2) atau kredit dalam pengawasan khusus, langkah ini menjadi solusi jangka pendek untuk memulihkan rapor kredit di bulan berikutnya.

Langkah ketiga adalah dengan melunasi pinjaman. Pada proses pelunasan pinjaman, debitur dapat melakukan negosiasi jangka waktu pembayaran dengan pihak kreditur. Akan tetapi, debitur harus segera berkonsultasi dengan pihak bank atau lembaga keuangan untuk solusi terbaik apabila belum mampu untuk melunasi pinjaman. Pihak kreditur dapat memberikan keringanan seperti membayar sebagian tunggakan pinjaman hingga skor kredit debitur berada pada kategori aman, memberikan keringanan bunga dan denda selama periode pelunasan pinjaman, menjual jaminan pinjaman, atau program restrukturisasi lainnya.

Langkah keempat mendiskusikan skema restrukturisasi pinjaman kepada kreditur dengan catatan bahwa nasabah tidak dapat melunasi pinjaman karena terlibat kasus penipuan atau dilanda musibah. Melalui restrukturisasi pinjaman, debitur dapat menerima skema pembayaran pinjaman baru yang sesuai dengan kondisi finansial terkini.

Sebagai penentu kelayakan pengajuan pinjaman, skor kredit yang baik memiliki peran yang besar bagi individu debitur. Selain itu, rapor kredit debitur juga dapat menentukan jumlah dana pinjaman, jangka waktu atau tenor pinjaman, dan suku bunga yang diberikan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi individu untuk terlebih dahulu mengecek dan memperbaiki performa rapor kredit yang dimiliki sebelum melakukan pengajuan pinjaman berikutnya.

Sumber: berbagai sumber