Dalam memberikan pinjaman, 5C adalah prinsip yang dipegang erat oleh lembaga pembiayaan setiap melakukan analisa kredit. Pada dasarnya, 5C adalah akronim dari Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.
Meskipun metode analisa setiap pemberi pinjaman berbeda-beda, prinsip 5C ini tetap berlaku sama rata bagi setiap jenis pemberi pinjaman dalam melakukan analisa kredit. Analisa dengan memegang prinsip 5C dapat mengukur kredibilitas calon debitur dari segi kuantitatif dan kualitatif.
Character menggambarkan bagaimana cara pemberi pinjaman memandang pola perilaku debitur dalam melunasi pinjaman. Kurang lebih, cara Sobat IdScore memberlakukan pinjamannya dapat menggambarkan karakter Sobat IdScore secara menyeluruh.
Bagaimana cara mengidentifikasi perilaku seseorang? Pastinya dengan melihat pola dari masa lalu. Dalam konteks pinjaman, maka riwayat yang akan diperhatikan adalah riwayat kredit historis. Biasanya, laporan riwayat kredit dapat dianalisa lebih mudah apabila dikembangkan menjadi credit score.
Mayoritas pemberi pinjaman memiliki ketentuan minimal credit score yang beragam. Karena itu, penting bagi Sobat IdScore untuk mengecek credit score sebelum mulai mengajukan. Sobat IdScore bisa mengakses www.myidscore.id untuk mulai mencari tahu lebih dalam jumlah credit score pribadi yang dimiliki Sobat IdScore sekarang.
Aspek ini mengukur kemampuan debitur dalam membayar pinjamannya secara kuantitatif. Berbagai metrics keuangan digunakan di sini untuk mengukur kemampuan finansial debitur, salah satunya adalah dengan mengukur debt-to-income ratio dan laporan arus kas.
Apabila Sobat IdScore meminjam untuk keperluan bisnis, maka pastikan bahwa bisnis yang dijalani oleh Sobat IdScore memiliki cash flow yang sehat agar dinilai mampu untuk membayar kembali pinjaman yang diajukan.
Selaras dengan Capacity, Capital dalam 5C juga membantu proses analisa secara kuantitatif dengan mengukur seberapa banyak kekayaan dan aset yang dimiliki oleh Sobat idScore sebagai debitur.
Dalam konteks pinjaman untuk keperluan individu, maka penilaian dari segi Capital meliputi besaran saldo tabungan, deposito, ataupun aset lainnya yang Sobat IdScore gunakan untuk investasi pribadi. Semakin besar aset, semakin minim risiko gagal bayar.
Sederhananya Collateral adalah jaminan. Pemberi pinjaman sangat mempertimbangkan aspek ini pada hampir setiap jenis pinjaman. Semakin besar jumlah jaminan yang ditawarkan, maka semakin besar juga peluang pinjaman Sobat IdScore diterima.
Maka dari itu, pastikan bahwa Sobat IdScore memiliki sejumlah aset dingin yang bisa digunakan sebagai pinjaman ya. Karena dengan begitu, maka Sobat IdScore dapat mengantisipasi skenario terburuk selama pinjaman berlangsung dengan aset yang ada.
Condition memandang segala kondisi perekonomian yang terjadi selama proses pengajuan pinjaman berlangsung, baik makro ataupun mikro. Bicara faktor ekonomi makro, hal-hal seperti kondisi perekonomian negara atau tingkat suku bunga turut jadi pertimbangan apakah pinjaman Sobat IdScore diterima atau tidak.
Apabila Sobat IdScore meminjam untuk pengembangan bisnis, maka industri bisnis yang calon debitur jalani juga akan dianalisis, seperti bagaimana industri tersebut belakangan ini sedang tumbuh secara ideal atau tidak.
Sobat IdScore wajib memahami prinsip 5C ini sebelum mengajukan pinjaman, karena dengan begitu Sobat IdScore dapat menyusun strategi yang lebih akurat agar pinjaman langsung diterima. Salah satu strategi yang bisa sangat membantu pengajuan diterima adalah dengan mengecek credit score Sobat IdScore dengan mengakses www.myidscore.id.
This is an updated content. Access the original content here.
Credit Score atau Credit Rating adalah ukuran kelayakan kredit seseorang, berupa angka numerik yang dihitung secara algoritmis berdasarkan informasi yang ada di laporan perkreditan. Credit score digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan kredit (credit worthiness) seseorang dan kemampuannya membay
Umumnya orang mengenal biro kredit sebagai “BI Checking Swasta†yang layanannya hanya digunakan oleh lembaga keuangan seperti bank atau multifinance dalam melakukan analisis permohonan kredit yang masuk.
Sesuai peraturan Bank Indonesia No. 15/1/PBI/2013 tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP), dalam melakukan pengelolaan Data Kredit dan Data Lainnya, kami tidak diperbolehkan untuk mengubah Data Kredit dan/atau Data Lainnya yang kami peroleh dari dari Bank Indonesia, Lembaga Keuangan,
Dalam penyaluran kredit, perlu suatu kepastian pinjaman akan kembali dengan lancar. Untuk itu diperlukan analisis kredit awal yang komprehensif tentang calon debitur. Analisis dilakukan dengan menerapkan prinsip 5C yaitu: Character,..
If you are ready to start your own credit card, why not? Get many benefits by using credit card and be responsible to the billing. Some merchants even offer discounts for the CC owner, or even 0% interest if you shop online at certain e-Commerces...
Saatnya menangkap peluang bisnis dengan dukungan data kredit yang lebih lengkap dan akurat.